Sabtu, 08 September 2012

"Ku persembahkan untuk orang yang tegar"




Semenjak sosok yang ia menjadi idola pergi untuk selamanya,

Dia tetap tersenyum dengan wajah polos yang ia miliki.

Bersahaja, kuat walau aku tahu batinnya menangis semenjak kehilangan ayahnya.

Sekarang ia merasakan apa yang ayahnya dulu rasakan.

Menjadi tulang punggung untuk adik dan ibunya.

Panasnya matahari tak menjadi halangan ketika ia menggantikan pekerjaan ayahnya.

 

Tetaplah tegar adikku, aku pun merasakan apa yang saat ini kau rasakan.

Tetaplah lanjutkan buat  rona senyuman kebahagiaan untuk ibu dan adikmu.

Karena ayahmu dulu punya cerita indah di setiap sudut desa karena kegigihan yang beliau punya.

 

Pesan buat di surga,

Om aku tak menyangka 1 Januari menjadi hari terakhir aku bertemu dengan mu.

Buatku tak ada lagi yang menyampa bahagia ketika aku pulang.

Buatku tak ada lagi yang menyanyikan lagu disetiap aku lewati rumahmu.

Buatku tak ada lagi yang selalu memberi perhatian untuk ku.

Untuk anak mu,  rasa malu tak ada sedikitpun menggantikan pekerjaan mu.

Disaat teman sebayanya merasakan manis nya bangku kuliah ia bekerja menggantikan dirimu.

Inilah anak mu yang engkau banggakan, aku tahu engkau pun tersenyum disana .

Aku yakin jalan Allah itu sangatlah manis, apa yang Allah berikan tak ada sedikit pun tersia-sia.

Tersenyumlah adikku, aku banyak belajar dari  cobaan hidupmu.